orang bilang puasa adalah menahan diri dari lapar dan dahaga, juga hubungan badan suami istri. sesederhana itukah puasa? pernahkah kita mencoba menelaah arti lebih dari puasa yang hanya.
alkisah, di suatu masjid kota di daerah X biasa di adakan ta'jil bersama. ta'jil ini disediakan oleh yayasan yang mengelola masjid sert sumbangan dari para donatur. suasana riuh rendah terasa menggembirakan. satu persatu orang-orang masuk keluar masjid. ada banyak hajat yang dilakukan masyarakat, dari yang sekedar ingin ikut ta'jil, mengaji, berdiskusi, mutholaah, kelompok kajian dsb.
suasana ini tentu sangat menggembirakan, sebagai seorang muslim yang diwariskan dari nenek moyang, kemeriahan ini bagian dari syiar islam. beginilah suasana kaum muslimin di saat bulan romadlon...sangat religius
namun apa yang dirasa setelah pengajian, diskusi, mutholaah selesai? yang terlihat bukan perubahan yang dilatih dalam kajian-kajian, diskusi, dan mutholaah. orang-orang ini, ketika melihat makanan kembali ke bentuk asalnya sebagai makhluk yang dikontrol oleh keinginan-keinginan hewani, mereka memperlihatkan wujudnya yang sejak pagi mereka tutupi dengan lantunan ayat-ayat tuhan, kesalehan dalam prilaku yang entah bagaiamana 'mesinnya'
apakah satu perut perlu dan wajib diisi dengan berjejal makanan? tidak cukupkah satu porsi satu orang? bukankah yang ta'jil bukan dia seorang diri? namun kenapa menginginkan bagian lebih dari porsi yang sudah diatur?
begitulah wajah-wajah asketis berubah sedemikian cepatnya demi sesuap makanan..
tak ada makna pengendalian jiwa dalam puasa yang telah dan akan dijalani..
yang ada hanya memindahkan jam makan pada waktu yang berbeda..
dan ironisnya aku ada dalam barisan orang-orang ini....hiks
ya allah, terimalah puasaku yang (mungkin) belum mempunyai efek perubahan pada kehidupanku, jadikanlah hamba ini memiliki jiwa 'puasa', ampuni segala kesilapan yang telah dan sedang hamba kerjakan, hamba lemah, ya allah, oleh karena itu berilah hamba kekuatan, quwwah, power untuk sejalan dengan apa yang telah engkau perintahkan, karena tanpamu aku tak ada..ampuni juga kedua orang tua hamba, bahagiakan mereka, kasih sayangi merereka, seperti halnya mereka berbuat yang sama kepadahamba..
amin...
EmoticonEmoticon