Tukiyem kemudian berbicara dgn Lukimin penjaga wartel.
Tukiyem : Pak, saya mau telpon Ibu sy di kampung, tp sy tdk punya uang.
Lukimin : Wah, mana bisa pake telpon tp tdk bayar.
Tukiyem : Tapi ini penting sekali.
Lukimin : Ya, itu kan masalah anda pribadi, tetapi kalau telpon di sini ya harus bayar.
Tukiyem : Tolonglah pak, ini benar² penting. Sy mau melakukan apa saja yg penting sy harus bisa telpon ibu di kampung.
Lukimin berpikir sebentar & melihat Tukiyem yg msh muda lugu itu, timbullah pikiran mesumnya.
Lukimin : Benar ya, sy bisa bantu mbak untuk telpon ke kampung, tp mbak harus mau mengikuti kemauan sy!
Tukiyem kemudian dgn ragu menganggukkan kepalanya tanda setuju.
Lukimin : Mbak, ikut sy ke belakang.
Sesampainya di belakang.
Lukimin : Sekarang mbak harus jongkok.
Sambil berdiri dihadapan si Tukiyem, Lukimin kemudian membuka celananya & mengeluarkan 'burung'nya tepat di depan wajah Tukiyem yg dalam posisi jongkok.
Lukimin : Ayoooo.... (katanya dgn tdk sabar).
Tukiyem kemudian dgn ragu & perlahan menggenggam 'burung' nya Lukimin.
Lukimin yg sudah BT (birahi tinggi) & mulai habis batas kesabarannya.
Lukimin : Ayoooo cepat. Tunggu apa lagi?
Kmu mau telpon tdk?
Tukiyem dgn gemetar mendekati 'burung' dalam genggamannya & berkata:
Hallo.... Hallo...., ini simbok ya..?
Sent from my BlackBerry® smartphone from Sinyal Bagus XL, Nyambung Teruuusss...!
EmoticonEmoticon