Selama perkuliahan di SDW, para santri belum pernah bermimpi dan membayangkan (atau mungkin belum berani?) bahwa sekolah ini kelak akan menjadi sekolah bisnis terkemuka di indonesia. Terkemuka bukan hanya karena lulusannya mampu berwirausaha, tapi juga karena sekolah ini tidak hanya market oriented. Terkemuka karena ada idealisme disana. Terkemuka karena tujuannya adalah menciptakan masyarakat yang mandiri.
Sama seperti belum pernah bermimpinya santri SDW tentang terkemukanya SDW, mereka juga belum berani bahwa santri SDW mampu mengorganisir even yang bermodal jutaan.
Itulah yang kini dibayangkan oleh santri SDW setelah pada hari Minggu, 19 April 2009 di titipi tugas oleh mas Kika untuk merancang suatu konsep even seminar pendidikan. Jangka waktunya pun cum satu bulan. Bukan waktu yang lama, tapi juga bukan waktu yang sebentar.
Entah karena pada awalnya para santri ini harus ikut SDW, kemudian mereka hanya ikut saja, atau karena alasan lain. Ketika para santri kebingungan dengan konsep yang harus dibuat, mas kika akhirnya membuat rancangan awal.
Bukannya membuat santri ngeh, malah mereka semakin tersenyum karena mereka tidak mengerti. Angka-angka rupiah yang disebutkan yaitu sewa gedung sehari maksimal 1,5 juta, target pengunjung 500 orang, dan seabrek gambaran dari mas kika membuat santri bertanya-tanya, mungkinkah?
Bagi santri SDW yang sekaligus santri Ponpes Daarul Quran, angka-angka diatas bukanlah mainan mereka. Belum-belum santri sudah diberi tanggung jawab yang sedemikian. Tapi itulah SDW. Karena belum mencoba, maka santri beranggapan hal itu sangat jauh dari bayangan. Padahal sebenarnya bayangan itu selalu mengiringi langkah kita. Lalu, haruskah titipan ini hanya menjadi shock therapy bagi santri SDW saja?
Sudah seharusnyalah santri SDW yang balik memberika kejutan balik. Dengan nama darurat yang disandang, bukan berarti para santri harus mengalah pada ke-belum pahaman-nya. Konsep harus jadi, bagaimanapun. Tidak ada lagi kata menunggu. Yang diperlukan saat ini hanyalah TAKE ACTION!