Sosok Lady Gaga sepertinya bisa dipersandingkan dengan Madonna di era ’80-an. Penampilan mereka, kostum, aksi panggung hingga lirik lagunya tak pernah luput dari provokasi. Namun aksi nyeleneh itu justru yang membuat penyanyi kelahiran 28 Maret 1986 ini disukai publik.
Buktinya terlihat dari jumlah follower Lady Gaga di Twitter yang mencapai 10 juta (serta 35 juta penggemar di Facebook). Tak tanggung-tanggung, Facebook menetapkan 29 Januari 2010 sebagai Hari Nasional Lady Gaga.
Nama panggung “Lady Gaga” tidak dipilih sembarangan. Dalam beberapa wawancara, Stefani Joanne Angelina Germanotta (nama asli Lady Gaga) mengakui nama itu terinspirasi dari judul lagu Queen “Radio Gaga”. Tetapi ternyata kata “Gaga” sendiri dalam bahasa Inggris berarti terpesona akan sesuatu hingga tergila-gila.
Apa tiga faktor penting yang membuat Lady Gaga sukses membuat orang tergila-gila?
Konsep matang dan pendalaman materi kuat.
Lady Gaga tidak terkenal secara kebetulan. Alumni Tish School of Arts ini tahu apa yang harus dilakukan dan ia menginvestasikan waktu dan energinya.
Ia memikirkan karyanya dengan detail dan turun tangan dalam setiap aspek — mulai urusan pencitraan di sampul album hingga kostum ekstravaganza dan aksi panggung.
Sebagai mantan mahasiswa sekolah seni, Lady Gaga fasih sekali dengan pencitraan. Jauh hari sebelum album terbarunya, Born This Way, Lady Gaga sudah mempersiapkan keriuhan awal. Ketika melewati karpet merah di Grammy, ia digotong dalam sebuah replika mesin inkubator janin raksasa.
Beberapa hari sebelum album terbarunya beredar, ia dengan santai menulis twit bahwa air ketubannya pecah. Keunikan-keunikan seperti itu membuat orang menunggu-nunggu album terbarunya.
Mengenal dan menjalin hubungan akrab dengan penggemar.
Lady Gaga dikenal sebagai penyanyi yang sangat dekat dengan penggemarnya dan tahu bagaimana merangkul mereka. Termasuk merangkul penggemarnya yang gay dengan berkunjung ke bar khusus gay seusai konser.
Cara-cara seperti itu tentunya membuat penggemar merasa mendapat perhatian khusus. Mereka pun tidak menganggap Lady Gaga palsu karena dalam kehidupan sehari-hari, ia bersahabat akrab dengan Perez Hilton (blogger gosip beken yang dikenal gay). Dan, kebetulan sekali lagu yang menginspirasikan namanya juga dari grup dimana vokalisnya, Freddie Mercury, merupakan ikon gay.
Selalu konstan dengan perubahan citra.
Kemampuan Lady Gaga untuk selalu berubah memang bikin takjub. Ia terlihat tidak pernah takut untuk terus mencoba hal-hal yang baru — dari lirik, musik sampai citra. Jika ia tampil “normal” justru akan membosankan dan tidak menarik.
Soal yang satu ini, bukan ide orisinalnya. Terinspirasi oleh kreativitas Andy Warhol yang mendirikan tim kreatif The Factory, Lady Gaga pun mendirikan Haus of Gaga.
Bersama dengan Haus of Gaga inilah, citra Lady Gaga secara konstan berubah dan membuat citranya tidak membosankan. Paling menonjol dan selalu terdepan. Menarik dan membikin inspirasi. Dan yang paling penting, membuat ia selalu ditunggu banyak orang. Berminat meniru?
EmoticonEmoticon